Posts

Entri yang Diunggulkan

Ternyata Cara Terbaik Mengenang Suatu Masa adalah Dengan Menulis

Image
 Dengan Yuni yang sudah berumur 29 tahun di sini, Hari ini di bulan September 2024, setelah sekian lama tak pernah menulis akhirnya kucoba untuk membuka kembali blog yang sudah lama sekali ku tinggalkan. Sepertinya baru kubuka lagi setelah 2 tahun lamanya. Hai, apa kabarmu? Ada hal menarik yang ingin kutuliskan saat ini. Ternyata cara terbaik untuk mengenang suatu masa adalah dengan menulis. Melihat album kenangan foto juga lumayan terkenang sih, tapi melalui tulisan aku bisa mengingat kembali bagaimana sudut pandangku disaat itu. Dan yaa ku sadari ternyata aku banyak berkembang. Kalau ditarik kebelakang, dibeberapa tahun lalu caraku memandang dunia ternyata sederhana sekali. Beberapa keinginanku ya hanya seputar bagaimana aku bisa membeli barang impianku, bisa jalan-jalan, menikamati gajiku hanya untuk diriku sendiri. Ternyata setelah semua itu bisa kupenuhi diumurku yang ke 29 tahun ini keinginanku jauh lebih sederhana tapi sulit sekali dicapai. Keinginan untuk hidup lebih tenang, ti

Ya, ini cerita setelah sekian lama...

 Hai, lama ga cerita.. Hampir sudah setahun nih di Jogja. Ga kebayang bisa bertahan sejauh ini, sebelumnya sih masa iya sih mau stay disini sampe setahun atau lebih.. Setelah 2018 banyak sekali hal yang terjadi. Dimulai dari kehilangan pekerjaan, menanggung banyak hutang, sendirian, hidup dalam ketidakpastian, mencoba bangkit dan jatuh pun berkali-kali, sampai rasanya mau marah saja ke Allah, ngasih cobaan kok gini amat.. Bertahun-tahun hidup dalam masalah yang ngga kunjung selesai rasanya membuat mati rasa, rasanya capek aja gitu mau ngapa-ngapain, ga mau dekat sama orang, males ketemu orang hingga puncaknya pandemi di 2020. Semuanya menjadi satu, terpaksa pulang dengan barang yang masih bisa dibawa dari perantauan. Ku kira aku kalah saat itu, hingga Allah ngasih jawaban yang lain. Setelah hampit 7 bulan menganggur aku mulai bergerak mencari pekerjaan, jatuh bangun juga, dengan banyak utang pastinya terasa berat langkah ini. Mau kemana aku mencari pekerjaan dikondisi pandemi ga menent

Surat dari 2020

Kayanya sudah lama banget ga nulis blog. Tapi ini gue nyempetin pertama kalinya setelah hiatus bertahun-tahun dari dunia kepenulisan. Oke, ini surat yang gue tulis untuk diri gue sendiri di masa depan. Terserah entar dibaca apa enggak, yang penting gue nulis dulu.

Hari-hari yang melelahkan.

Image
Untukmu yang kini sedang duduk manis dikantor namun pikiran terbebani dengan beban pekerjaan segunung dan tekanan kehidupan, selamat datang di realita dunia sesungguhnya. Hari ini dimana aku merasakan lelah bekerja kantoran dan ingin sekali sesekali menikmati liburan, pergi berwisata tanpa takut gaji dipotong karena masih belum memiliki hak cuti, tiba-tiba dipecat karena membolos untuk berlibur, bahkan uang yang sangat pas-pasan, hanya cukup untuk makan dan bayar kontrakan satu bulan. Rasanya ingin sekali aku jadi penulis novel purna waktu. Kalau waktu bisa kembali 15 tahun kebelakang rasanya banyak banget hal-hal yang ingin kuperbaiki. Tentang bersikap lebih egois sedikit misalnya.. Memang benar, egois itu salah satu sikap yang buruk, tapi kalau kamu tak punya rasa egois sedikitpun dalam hidupmu mungkin selamanya kamu akan jadi follower yang setia dibelakang seseorang, bahkan ketika kamu berjalan agak lebih majupun kamu bersedia untuk mundur kembali dan mempersilahkan seseo

Waiting List

Image
pict: berbagai sumber Mungkin banyak yang terlihat tidak adil dimatamu, tapi apakah itu alasan untuk berhenti? Memikirkannya saja mungkin akan membuat muak, untuk berhenti atau keluar sangat tidak mungkin. “Kamu bahkan tak punya power untuk ini.” “Kamu terlalu banyak mengeluh.” Hey, haruskah aku diam saja saat perlahan-lahan diriku disakiti. Aku tidak sebodoh itu untuk menerima begitu saja. Cukup terlihat pemberontak, bukan? Mungkin sebagian orang hanya akan meredam amarahku dengan kata bersabar. Lebih tepatnya bukan meredamkan, tapi hanya berbual manis karena tak tahan dengan ocehanku yang hanya akan menambah masalah hidupnya bila diteruskan. Padahal, apabila dia berada di posisi ini pun batinnya akan bergejolak dan mulutnya tak berhenti bersumpah, aku bersumpah untuk itu . Pagi menjelang siang hari ini, di pukul 09.30, saat udara pagi mulai hilang dirasa, matahari meninggi, dan panas yang tak punya pemisi. Aku keluar dari kamar kecilku, keluar menuju masalah. Aku

Jika Sedang Lelah

Jika sedang lelah, boleh aku istirahat? Atau ketika aku tak tau apa lagi yang harus ku ungkapkan boleh keluhan keluar dari mulutku? Mungkin akan menyebalkan bagimu bila aku terus seperti ini Bersikap layaknya aku orang paling menderita didunia ini. Padahal sejam yang lalu, aku adalah orang yang bersikap layaknya pembual yang memamerkan seluruh kebahagiaan miliknya, dunia ada ditanganku Tapi sejam kemudian aku disini menatapimu dengan pandangan yang menyedihkan ini. Bisakah aku hanya menangis sejadi-jadinya Layaknya anak kecil yang meraung meminta permen dari ibunya Bagai remaja yang baru kehilangan cintanya Atau Pak Tua yang merindukan masa mudanya, Bisakah?

Curhat : Aku dulu juga pernah dibully.

Image
Hai guys.. Jumpa lagi dengan Yuni di sesi ini. Barusan aku lihat Produce 101 season 2 yang akhirnya jadi inspirasiku untuk nulis ini semua. Bullying Ya, kebetulan saat aku lihat di episode pertamanya ada perkenalan gitu dari member-membernya. Ada satu yang jadi perhatianku saat nonton ini. Jang Moon Bok. Mungkin awalnya aku tertarik karena ada salah satu peserta pria yang punya rambut gondrong tapi telalu bagus nan indah, tapi saat dia menceritakan bagaimana kisah masa lalunya aku jadi sedikit simpati sama dia. Singkat cerita, dia dulu pernah dibully orang-orang hanya karena dia ikut ajang pencarian bakat disebuah stasiun televisi. Saat itu dia hanya anak kecil yang mulai puber dan menampilkan kemampuannya sebagai rapper. Menurutku dia punya bakat, keren malah. Namun ternyata saat itu pandanganku dengan orang lain ternyata berbeda. Hanya karena suara dia khas anak laki-laki puber (transisi suara anak-anak menuju remaja yang kadang-kadang keluarnya jadi cempre