Ya, ini cerita setelah sekian lama...
Hai, lama ga cerita..
Hampir sudah setahun nih di Jogja. Ga kebayang bisa bertahan sejauh ini, sebelumnya sih masa iya sih mau stay disini sampe setahun atau lebih..
Setelah 2018 banyak sekali hal yang terjadi. Dimulai dari kehilangan pekerjaan, menanggung banyak hutang, sendirian, hidup dalam ketidakpastian, mencoba bangkit dan jatuh pun berkali-kali, sampai rasanya mau marah saja ke Allah, ngasih cobaan kok gini amat..
Bertahun-tahun hidup dalam masalah yang ngga kunjung selesai rasanya membuat mati rasa, rasanya capek aja gitu mau ngapa-ngapain, ga mau dekat sama orang, males ketemu orang hingga puncaknya pandemi di 2020. Semuanya menjadi satu, terpaksa pulang dengan barang yang masih bisa dibawa dari perantauan. Ku kira aku kalah saat itu, hingga Allah ngasih jawaban yang lain.
Setelah hampit 7 bulan menganggur aku mulai bergerak mencari pekerjaan, jatuh bangun juga, dengan banyak utang pastinya terasa berat langkah ini. Mau kemana aku mencari pekerjaan dikondisi pandemi ga menentu ini. Sudah mencoba banyak hal ternyata masih gagal. Benar-benar merasa seperti pecundang saat itu.
Hingga akhirnya ada panggilan pekerjaan saat itu, berangkatpun dengan tanpa ekspektasi tinggi karna menurutku gaji dikota ini tidaklah bisa menutupi hutangku, jangankan hutang, untuk makan sehari-hari sepertinya pun seadanya, entah cukup atau tidak.
Ternyata Allah kasih takdir lain, aku akhirnya bekerja disini, ditempat yang sama sekali tidak ku ekspektasi. Ambil tawaran ini pun dengan rasa sperti gambling, apa yang ada didepan dijalani dulu..
Disinipun rasanya nggak mudah, selain mendalami pekerjaan baru ditempat yang baru, ternyata aku ga cukup baik pada bidang ini awalnya, tapi ya sudah terlanjur basah mau apa lagi. Bulan ke bulan tetap dijalani dengan menjalani prinsip "Aku pasrah sama takdir yang dikasih Allah, aku berdoa hutangku bisa lunas dan bisa menutupi hutang orang tuaku".
Ternyata doa itu perlahan dijawab sama Allah bahkan lebih dari yang aku mau. Aku merasa ini Allah terlalu baik, padahal dulu aku suudzon terus bawaanya, malu banget. Ternyata rasanya mendapatkan setelah penantian panjang nikmatnya terasa sekali, tau hutang satu per satu mulai lunas rasanya lega sekali. Kenapa Allah baik banget sih, mudah-mudahan ini ga membuat aku lupa akan nikmat yang sudah diberikan. Selanjutnya aku mulai berani mengejar cita-citaku lagi, aku bukan pecundang, waktu itu aku bukan kalah tapi hanya sedang diuji untuk sabar agar bisa merasakan rasanya nikmat rejeki..
Comments
Post a Comment