Waiting List
pict: berbagai sumber
Mungkin banyak yang terlihat tidak adil dimatamu, tapi apakah
itu alasan untuk berhenti? Memikirkannya saja mungkin akan membuat muak, untuk
berhenti atau keluar sangat tidak mungkin. “Kamu bahkan tak punya power untuk
ini.” “Kamu terlalu banyak mengeluh.” Hey, haruskah aku diam saja saat
perlahan-lahan diriku disakiti. Aku tidak sebodoh itu untuk menerima begitu
saja. Cukup terlihat pemberontak, bukan?
Mungkin sebagian orang hanya akan meredam amarahku dengan
kata bersabar. Lebih tepatnya bukan meredamkan, tapi hanya berbual manis karena
tak tahan dengan ocehanku yang hanya akan menambah masalah hidupnya bila
diteruskan. Padahal, apabila dia berada di posisi ini pun batinnya akan
bergejolak dan mulutnya tak berhenti bersumpah, aku bersumpah untuk itu.
Pagi menjelang siang hari ini, di pukul 09.30, saat udara
pagi mulai hilang dirasa, matahari meninggi, dan panas yang tak punya pemisi.
Aku keluar dari kamar kecilku, keluar menuju masalah. Aku terlalu jujur utuk
ini, tapi bukankah masalah ini adalah suatu profit dalam sebuah bisnis, dekati
masalah maka kamu akan dapat bayarannya. Apabila kau pusing dengan efek
sampingnya, sembuhkan dengan uangnya. Begitulah seperti lingkaran setan. Kamu
tak bisa keluar, selalu terjebak. Dan apabila kau keluar pun kau akan memasuki
lingkaran setan berikutnya. Bersama orang-orang baru yang menjebakmu dengan
masalah baru pula, banyak hardikan baru tapi mempunyai kesamaan, itu akan
membuat stress juga pada akhirnya.
Udara panas siang mungkin akan menambah tingkat emosiku kali
ini, jadi aku memutuskan untuk berfikir positif sedari pagi walau satu sisi
lain dari diriku berkata, itu bullshiit, tak ada gunanya kau berkata seperti
itu, Tapi aku tidak perduli, aku terus mengafirmasikan kalimat-kalimat itu
seakan itu jadi sarapan setiap pagiku, makanan empat sehat lima sempurnaku,
vitamin bagiku dan candu secara bersamaan. Aku fetish dengan kalimat afirmasi
positifku sendiri. Mungkin aku akan gila kali ini.
Tak berlangsung lama, sudah seribu lima ratus tujuh puluh
tiga kali semenjak aku keluar dari pintu mengucapkan afirmasi itu, untuk yang
ke seribu lima ratus tujuh puluh empat kalimatku terhenti dengan masalah baru
lagi. Sirna juga kalimat afirmasi positif yang sudah ku ucapkan komat-kamit hanya dengan masalah dipagi hari. Dasar akunya saja yang tempramen pagi ini,
bukan hanya pagi ini pagi-pagi sebelumnya pun seperti itu. Seburuk itu
kepribadianku, sangat melenceng dengan pendidikan budi pekerti yang diajarkan
12 tahun disekolah wajib.
Tapi, apakah ini sudah benar? Apa aku bisa benar-benar bebas? Atau mati.
Sands Casino | San Diego, CA | California | USA | T&C's
ReplyDeleteLocated in Valley Center, Sands septcasino Casino offers table games, slots, live casino, and poker in the heart of San Diego. Featuring poker, blackjack, and a