Review Film “Dear Nathan”



Kali ini aku akan review sebuah film yang sedang tayang di bioskop “Dear Nathan”. Film ini diangkat dari sebuah novel dengan judul yang  sama pula.
Awal aku tau film ini sih karena sebelumnya sudah pernah baca ceritanya di wattpad, namun baru sebagian dibaca eh udah dihapus aja untuk kepentingan penerbitan. Ya, jadilah aku yang belum baca novelnya hingga saat ini. Semoga dalam waktu dekat bisa segera baca bukunya, entah dari beli bukunya langsung atau hasil pinjaman ke salah satu teman (semoga ada teman-teman disini ada yang tergerak hatinya J )

Film ini menceritakan tentang kehidupan anak SMA dengan tokoh utamanya Nathan Januar (diperankan oleh Jefri Nichol) dan Salma Alvira (diperankan oleh Amanda Rawles). Masa-masa SMA memang masa terindah yang dibumbui dengan cinta dan juga persahabatan.



Nathan Januar yang terkenal badung disekolahnya yang jatuh cinta kepada Salma Alvira anak pindahan yang sikapnya terkesan ‘kaku’ dan canggung. Karena perbedaan kepribadian mereka itulah yang membuat cerita cinta anak sekolahan ini terasa indah dan rasanya pingin balik lagi ke masa putih abu-abu. Mungkin terdengar sama sih dengan cerita-certa lainnya yang sejenis, tapi entah mengapa aku merasa ada magic dari tokoh Nathan yang badung ini (atau mungkin saya yang sudah tergila-gila dengan Jefri Nichol kali yaa? Hehehe).

Tapi nggak bisa dipungkiri, keberhasilan sebuah film tak lepas dari kualitas acting pemainnya . Jefri Nichol dan Amanda Rawles dapat membawakan tokoh Nathan dan Salma dengan sangat baik. Cheimistry yang mereka ciptakan pun bagus sampai penonton terbawa suasana yang lebih dikenal denga istilah baper. Dan saya salah satu dari penonton yang baperan itu (hehehe)



Selain menghadirkan kisah percintaan dan persahabatan ala anak SMA, film ini juga menunjukan bagaimana rasa kecintaan terhadap orang tua. Saya juga merasa terharu saat Nathan yang merawat ibunya  dengan baik dan alasan di balik kenakalannya. Tapi sedikit tidak setuju sih dengan konflik penyelesaian dengan ayahnya. Kesannya sedikit dipaksakan hingga merasa mudah sekali untuk diselesaikan konflik itu, kenapa tidak dari dulu saja. Kurang greget aja rasanya. Tapi ya mungkin karena durasi film juga sehingga ceritanya di buat begitu saja, lebih menonjolkan drama percintaan Nathan dan Salma, maybe.


Ya, mungkin sekian saja review dari aku dari film “Dear Nathan”. Oh iya, btw katanya juga mau bakal ada Dear Nathan season 2 nya juga. Mungkin menceritakan kehidupan masa-masa kuliah Nathan dan Salma atau masih melanjutkan kisah-kisah masa SMAnya. Ya, kita tunggu saja. Terimakasih sudah berkenan mampir di tulisanku. Kritik, saran dan tanggapannya ditunggu. See ya..

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

ABANG UBER, KAMU JAHAT !!!