Resensi Novel William

“Aku adalah jiwa mati paling bahagia. Hidup sesungguhnya, dimulai saat aku tak lagi bernafas…” – William Van Kammen.





Judul     : William
Penulis  : Risa Saraswati
Editor    : Syafial Rustama
ISBN     : -
Penerbit : Sarasvati Press

Disini aku nggak bakal menilai alur cerita dari novel ini bagus atau tidak, karena apa yang ditulis disini berdasarkan real story.

Novel ini menceritakan salah satu sahabat tak kasat mata Risa Saraswati, William Van Kammen di masa hidupnya hingga saat-saat terakhir ia meregang nyawa. William Van Kammen, seorang anak laki-laki berumur 8 tahun keturunan Netherland yang harus mengikuti orang tuanya ke Hindia Belanda untuk urusan negaranya. Ayahnya adalah salah satu tentara Netherland yang harus ekspansi ke Hindia Belanda karena pada saat itu Negara yang ditujunya sedang dalam masa jajahan bangsa Netherland.

Kesukaan dirinya akan musik membuat William Van Kammen lebih bisa mengekspresikan dirinya melalui nada-nada minor di biola kesayangannya. Banyak protes-protes yang sebenarnya ingin ia sampaikan terhadap kesewenang-wenangan bangsanya terhadap kaum inlander namun tak bisa sepenuhnya ia sampaikan. Mungkin saat itu ia hanya anak laki-laki berusia 8 tahun yang tak punya kuasa apa-apa. Di bandingkan sahabat Risa yang lain, Peter, Janshen, Hendrick dan Hans, William lah yang sangat terlihat dewasa. Selalu membawa biola kesayangannya dan diam sendirian di sudut kamar. Entah apa saja yang di pikirkannya dan mengapa ia tak kunjung beristirahat dengan tenang.



Aku suka dengan novel ini. Awalnya ku kira ini adalah salah satu novel horror, namun dugaanku salah. Justru novel ini menceritakan hantu yang sebelumnya pernah menjalani kehidupan sebagai manusia juga. Memanusiakan mereka yang pernah menjadi manusia. Aku sangat kagum dengan William semasa hidupnya. Dia dengan umurnya yang masih belia namun mempunyai pemikiran yang dewasa. Dia yang latar belakangnya adalah orang “Londo” namun memiliki rasa empatik dengan warga pribumi dan menentang perilaku orang-orang bangsanya, termasuk ibunya sendiri yang angkuh, menindas orang lemah dan gemar hura-hura. Semoga kau bisa tenang beristirahat di alammu yang sekarang William.

Secara fisik, aku suka ilustrasi pada cover novel ini. Seorang anak lelaki Belanda yang sedang memegang biolanya dengan background hitam. Ku rasa itu adalah ilustrasi dari William. Kalau memang benar William kurang lebih terlihat seperti itu, ku rasa ia anak lelaki yang tampan. Aku mau daftar jadi salah satu fansmu, Will.



Tapi ada hal yang tidak aku suka dari novel cetakan pertama ini, kertasnya. Mungkin karena aku biasa beli novel dengan kertasnya yang sedikit tebal, jadi aku kurang suka. Karena tipis jadi terasa seperti kertas fotocopy di tunjang dengan warna hitam putih yang mendominasi. Di tambah lagi ilustrasi di dalamnya yang banyak di ambil dari Google dan Pinterest, alangkah baiknya jika di buat seperti gambar pada cover depannya dan di beri sedikit warna. Pasti lebih ciamik lagi. Oh, iya soal ISBN, kenapa masih belum ada ISBN nya yah? Karena setelah aku cari-cari aku nggak nemu nomer ISBN-nya. Apa aku nyarinya kelewatan? Atau apa karena belum keluar?


Aku beli novel ini pre order dari instagram sarasvamily dengan harga 70 ribu + ongkir. Nah, kalau misal ada yang berminat buat beli mungkin bisa langsung lewat instagramnya karena dengar-dengar buku ini belum ready di toko buku loh.

Comments

  1. kak itu ISBN nya uda ada di halaman sebelum kata pengantar yang " thanks to..." yang dibagian penerbit dan penulis paling bawah ... disitu tertulis ISBNnya : 978-602-220-226-4

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

ABANG UBER, KAMU JAHAT !!!