ABANG UBER, KAMU JAHAT !!!
Bermula dari motor mogok dan akhirnya beberapa minggu ini
terpaksa menggunakan jasa kang ojek untuk ke kantor. Ya sebenarnya lumayan
mahal juga sih dan uang jajan pun terpaksa dikurangi demi pengeluaran yang satu
ini. Tapi ya gimana lagi, masa iya mau jalan kaki ke kantor, gempor buu..
Pengalamanku mengenal UBER pun dimulai dari sini.
kamu jahat !! |
Karena sering menggunakan jasa ojek untuk beberapa hari ini
akhirnya diriku pun mulai mengeluh karena besar tarifnya tak sebanding dengan
pemasukan gajiku. Sedangkan mau service motor belum ada waktu buat ke bengkel.
Ya sempat uring-uringan sih dalam lubuk hati yang paling dalam tentang masalah
ongkos ojek, tapi ya mau gimana lagi, pendam dalam hati saja pikirku. Hingga
pada suatu saat ada mandat dari bos buat beli seragam baru. Pada saat itu teman
sekantorku mengusulkan untuk beli baju sragamnya di daerah Kranji, tepatnya di
“Pertokoan Kranji”. Aku sih iya-iya aja pada saat itu, toh aku juga ga begitu
paham mengenai tempat yang tepat buat beli seragam. Lantas apa hubungannya
dengan UBER?
Nah, karena kita mau ke Kranji otomatis kita harus beberapa
kali untuk gonta-ganti naik kendaraan umum. Kenapa kita ngga pake motor
sendiri? As you know, We don’t have a license of driving! Jadi kita sadar diri
saja, daripada kena tilang.
Rute dari cikarang ke Kranji itu sendiri pun lumayan butuh
perjuangan. Pertama-tama kita harus naik angkot 17 untuk bisa sampai ke perempatan
EJIP, setelah itu kita harus naik ELF arah ke MM Bekasi. Untuk perjalanan
menggunakan ELF sendiri kurasa butuh waktu yang lumayan lama. Kita harus
melewati jalan tol dan untuk keluar tol pun butuh perjuangan karena harus di
hidangkan pemandangan macet. Ya mungkin bisa di pahami karena pada saat itu
kita berpergian pada hari long weekend. Nah setelah sampai di MM Bekasi kita
harus naik angkot lagi untuk sampai di Pertokoan Kranji.
Setelah kitaperkiraan untuk perjalanan kita berburu seragam
ini, kita putuskan untuk menghemat waktu dan biaya kita pun akhirnya memilih
jasa UBER untuk perjalanan dari MM Bekasi menuju pertokoan Kranji.
Singkat cerita, setelah kita sampai ke MM Bekasi saya pun di
kejutkan dengan penampakan ojek online tersebar di setiap sudut jalanan.
Padahal untuk daerah Cikarang sangat jarang saya temukan ojek online
dengan seragam dan helm kebesarannya menyebar di jalan-jalan umum. Paling hanya
abang-abang ojek konvensional mangkal di beberapa tempat. Dan setelah saya naik
ojek online pun saya mengetahui alasan wilayah Cikarang tak sama dengan Bekasi
untuk ojek onlinenya. Ya, kita skip saja untuk yang satu ini.
Dan kini saya sudah memesan UBER untuk perjalanan dari MM
Bekasi menuju Pertokoan Kranji. Biaya yang tertera di layar menunjukan Rp
5.000,-, oke lumayan lah menurut saya jika dilihat dari rute yang ditampilkan
di layar smartphone. Tak perlu menunggu lama kini abang UBER pun menghubungi
saya dan mulai mengantarkan saya ke tempat tujuan.
“Ini helmnya neng.” Tanpa babibu saya langsung memakai helm
dan naik ke motor. Sepanjang perjalanan abang-abang itu bercerita ngalor-ngidul
tentang pengalamannya ngojek, cerita pekerjaannya, bahkan cerita pengalaman
hidupnya. Saya pun mendengarkannya dengan seksama sambil mengiyakannya saja,
maklum pendengaran saya sedikit terganggu dengan suara bising di sekitar.
Hingga pada akhirnya saya pun diturunkan di kios-kios toko meubel. Sebenarnya
saya sedikit janggal di tempat tujuan saya ini, kenapa tak sesuai dengan
ekspektasi saya? Saya tanyakan ke abang UBER tadi apakah tujuan saya ini sudah
benar, dia pun meyakinkan kalau tujuan saya memang disini. Saya bayarlah
ongkos perjalana dan abang itu pun segera bergegas pergi.
Dan kini saya pun mencoba menelpon teman saya yang naik motor
dengan pacarnya ke Pertokoan Kranji. Katanya dia sih sudah sampai di depan
Pertokoan Kranji, namun saya tak menemukan batang hidungnya. Lama saya
berkeliling sambil celingak-celinguk berharap segera menemukannya, namun kini
saya pun menyadari ternyata saya belum sampai ke Pertokoan Kranji. “MADAFAKA”
hardikku dalam hati, abang UBERnya benar-benar tega. Mana saya baru pertama kali
menginjak bumi Kranji, ga tau arah dan tujuan. Akhirnya saya pun memutuskan
untuk naik angkot saja karena kata teman saya angkot yang lewat langsung menuju
ke Pertokoan Kranji.
Sedikit kecewa sih dengan abang UBER tadi, tapi yam au gimana
lagi. Saya juga nggak tau maksud abang tersebut kenapa nggak nganterin sesuai
tujuannya. Atau mungkin dia nggak tau pertokoan Kranji? Ya, mungkin itu asumsi
sementara saya terhadap abang tadi. Nggak mau negative thinking lah sama orang.
Tapi yang sanagat disayangkan kalau abang tadi emang niatan awalnya sudah
jelek. Secara nggak langsung abang UBER itu sudah merusak kepercyaan pelanggan
yang menggunakan jasa UBER dan juga citra abang tersebut sebagai Kang UBER yang
bisa di percaya oleh pelanggannya. Tapi semoga saja itu bukan kesalahan yang
disengaja oleh abanya yaa..
nggak semuanya jahat kok.. |
Tapi nggak semua penyedia jasa UBER gitu kok. Selama saya
langganan jasa UBER di cikarang, rider-ridernya semua performanya bagus..
(*elah) dan ramah-ramah pula. Kalo nganter pulang pun selamat sampai tujuan tanpa
cacat sedikitpun, makanya saya pun ngga segan-segan ngasih ongkos di lebihin,
walau Cuma 500 atau 1000.. (hahaha). Dan semoga kedepannya dengan adanya jenis
usaha sejenis ojek online dll dapat membuka mata pencaharian bagi orang banyak
dan juga bersimbiosis mutualisme bagi penikmat ataupun penyedianya.
maka nya mba kalau pesen ojek online itu di cek dulu benar atau tidak nya dengan posisi nya . jangan sampai kecewa hanya karena kesalahan kita sendiri ..
ReplyDelete