JANGAN TAKUT DI KRITIK
Hai, ketemu again di challenge hari ke 6 kali ini.
Untuk tantangan kali ini sebenarnya tanpa ada konsep (hehehe). Mungkin karena kesibukan pula, challenge kali ini terasa sangat berat (maaf kan kebanyakan bikin alasan). Tapi yaudah kita langsung kembali ke Laptop !
Di remehkan orang lain. Mungkin kalimat ini akrab sekali bagi kalian yang sedang merintis hidup. Entah di bidang akademik, pekerjaan atau bahkan di kehidupan sehari-hari. Tapi kali ini aku akan membagikan pengalaman ku di remehkan orang lain, meskipun hal yang di remehkan adalah suatu kebanggan bagiku.
Sejak kecil aku hobi membaca. Dari umur 2 tahun aku sudah di perkenalkan ibuku dengan buku. Kalau ibarat kata anak-anak sebayaku menganggap mainannya adalah boneka, mobil-mobilan atau robot, namun tidak denganku. Buku adalah salah satu mainan yang selalu menemani di kala bosan. Walau akhirnya gambar-gambar di buku itu aku gunting-gunting dan ku tempelkan hingga menjadi cerita baru yang ku rangkai sendiri.
Karena sejak kecil aku sudah akrab dengan buku, maka sejak kelas satu sekolah dasar aku mulai belajar menulis cerita. Entah cerita fabel ataupun fantasi. Kadang majalah bobo jadi inspirasi untuk menulis. Dan pernah berencana juga mengirimkan salah satu hasil karyaku ke redaksinya. Namun tak ada dukungan sama sekali dari orang tua, ya mungkin karena mereka kurang mengerti keinginanku saat itu.
Pernah waktu kelas 4 SD aku membuat sebuah cerpen yang aku kumpulkan ke mading sekolah, namun tak seorang pun peduli dengan cerpen buatanku. Aku fikir saat mungkin karena tulisanku terlalu buruk. Bahkan ada seorang temanku yang mengejekku karena aku terlalu bangga bahwa saat itu aku bisa membuat cerpen hasil karyaku sendiri. “Semua orang juga bisa nulis gitu, yun. Kenapa kamu bangga banget?”, katanya
. Ah, saat itu terasa sangat menyedihkan bagiku. Kegalauan anak umur 9 tahun dan membuatku patah semangat.
. Ah, saat itu terasa sangat menyedihkan bagiku. Kegalauan anak umur 9 tahun dan membuatku patah semangat.
Mulai saat itu aku sering berlatih menulis sendiri. Namun aku selalu ragu untuk menampilkannya ke hadapan orang banyak. Ya karena ketidak percayaan diriku dan terlalu takut di kritik, dan itu berlangsung sangat lama. Hingga aku kuliah di semester 4 aku mulai aktif menulis lagi dan mulai mengikuti komunitas-komunitas menulis yang ada di media sosial. Awalnya aku merasa bahwa tulisanku terlalu buruk untuk di eksposkan ke publik. Tapi setelah aku mulai belajar, aku sadar untuk menghasilkan sebuah karya yang bagus kita perlu latihan yang keras dan kritikan pedas dari orang lain. Jadi, mulai saat itu aku memulai membuka diriku dan meyakinkan kalau aku harus bangga bahwa aku selalu berlatih walau tulisanku tak sebagus milik mereka.
Ya, kadang kita harus membuka mata lebih lebar lagi untuk melihat dunia dari berbagai sisi. Sebuah kritikan takkan mampu menggoyahkan ketika kita bisa melihat segalanya jadi lebih indah.
Sekian dulu share pengalaman dariku mengenai hal dimana kamu pernah membanggakan sesuatu sementara orang lain justru meremehkan di #10DaysKF. Semoga menjadi inspirasi bagi kalian yang sama-sama sedang belajar menulis. See you next day, guys…
Comments
Post a Comment