A Letter for My Future Husband
A Letter for My Future Husband
Dear My lovely handsome husband,
Hai, dear. Aku harap ketika kamu baca ini kita sudah lama hidup bersama dan sama-sama menikmati rambut kita yang semakin memutih dan juga muka kita yang semakin keriput. Tahukah kamu, aku menulis ini jauh sebelum bertemu denganmu dan ini pun atas dasar tantangan menulis. Please, jangan tertawa sayang. Aku terlalu bingung aku harus menulis surat untuk siapa. Ya padahal sekarang jaman sudah canggih karena aku bisa kirim email, whatsapp, bbm atau line dengan siapapun tapi tidak denganmu (untuk detik ini).
Hari ini, Kamis 26 Januari 2017 di umurku ke 21 aku masih menikmati kebebasanku sebagai anak remaja yang beranjak dewasa. Saat ini aku juga menikmati kehidupanku sebagai mahasiswa dan juga bekerja untuk membayar uang kuliahku. Kau bisa bayangkan betapa sulitnya masa mudaku jadi jangan salahkan ketika kita hidup bersama aku selalu ingin bermanja denganmu. Jangan salah, meskipun aku manja tapi itupun hanya denganmu. Aku tak bisa bermanja dengan siapapun. Aku lahir sebagai anak sulung dengan adik laki-laki yang manja setengah mati dan juga aku enggan mencari pacar, jadi aku tak punya sasaran untuk sekedar merengek. You are the one only, beib.
Di hari ini aku hidup dengan baik. Walaupun makanku banyak tapi badanku tak gendut-gendut. Aku suka itu karena aku bisa bebas memakan apapun tanpa rasa khawatir. Jadi aku harap saat ku hidup denganmu perbanyaklah stok makanan dan juga cemilan dirumah kita ya(hehehe).
Oh iya, now I don’t have a boyfriend meskipun aku punya banyak teman laki-laki. Hidupku penuh warna dengan teman-teman yang ada di sekelilingku. Aku bebas melakukan hobi yang aku suka dan mamak bapakku pun selalu mendukungnya. Aku terlalu menikmati kesendirianku dan jangan marah kalau misal kita terlalu terlambat untuk bertemu. Percayalah itu waktu terbaik yang sudah di rencanakan oleh Tuhan.
Mungkin di saat awal kehidupan kita aku sangat merepotkanmu bahkan aku terlalu menuntut kehidupanmu. Tapi percayalah aku bermaksud baik di balik itu semua. Aku ingin kita saling menguatkan bukan hanya saling melengkapi kekurangan. Jadi tetaplah kuat sampai detik disaat kita dipisahkan dari dunia ini. Aku pun berjanji akan selalu jadi pasangan yang kuat untukmu.
Asal kamu tau ya saat ini walaupun aku tak tau kamu bagaimana, aku selalu memimpikan kehidupan kita di masa depan. Di sebuah rumah kecil dengan jendela besar yang mengarah ke matahari terbit. Menikmati bacaan di sebuah kursi panjang dengan saling bersandar ditemani dua gelas kopi dan teman pengganjal perut yang lain. Halaman rumah yang luas dan anak-anak kita yang saling berlarian. (It just in my dream honey, hehehe)
Sebenarnya masih banyak yang ingin ku ceritakan. Tapi mungkin juga akan ku ceritakan saat kita hidup bersama nanti. Kau pasti tau kalau aku ini terlalu cerewet dan banyak menceritakan segalanya denganmu.
Bye, sayang. Jangan lelah dengan segala sikapku manjaku. Kecup manja dari tahun 2017..
Menandai ini,
Yuni (Istrimu yang paling cantik)
Comments
Post a Comment